SURADE, sukabumizone.com || Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui staf ahli Nandang Sudrajat, didampingi Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PPVTPP) Leli Nuryati, melakukan evaluasi bantuan pompa air.
Kegiatan yang dipusatkan di aula Gedung Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (5/9/2024) itu dihadiri sekitar 50 kelompok tani (Poktan) se-wilayah VI. Kedatangan tim evaluasi itu disambut positif oleh Poktan lantaran bisa menyampaikan keluhan serta kemanfaatan bantuan pompa air tersebut.
Leli Nuryati dalam sambutannya menuturkan, kunjungan ini merupakan kedua setelah sebelumnya melakukan evaluasi di Kecamatan Ciemas dan Surade. “Kemanfaatan pompa air ini untuk membantu petani kita dalam bentuk ketahanan pangan,” ucap Leli.
Lanjut Leli, capaian penambahan areal tanam (PAT) khususnya di wilayah VI, umumnya di Kabupaten Sukabumi sampai dengan bulan Agustus 2024 sudah dianggap stabil, itu capaian tanam padi. “Tentunya dengan bantuan pompa air tersebut ini dirasakan bermanfaat bagi petani kita dan untuk padi Gogo sebesar 16,56 persen,” jelasnya.
“Capaian tersebut masih lebih kecil bila dibandingkan dengan capaian PAT Provinsi Jawa Barat, sehingga diperlukan upaya percepatan pencapaian target hingga 100 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Wakil Menteri Pertanian, Nandang Sudrajat mengatakan, sudah memberikan pendampingan kepada semua petani terkhusus wilayah VI, umumnya Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat. “Karena prediksi dari BMKG bahwa El Nino akan terjadi lagi masuk ke wilayah Indonesia terutama yang di bawah garis khatulistiwa itu akan terjadi kekeringan atau lambat datang hujan,” ungkapnya.
“Dengan demikian, maka para petani harus kita dampingi dan diarahkan supaya ketahanan pangan kita tetap stabil dengan cara tidak kurang debit air sampai akhir bulan Desember 2024,” ucapnya.
Bantuan pompa air ini, sambung Nandang, untuk mendorong antisipasi kekurangan atau kebutuhan air para petani dengan cara mencari serapan air yang maksimal, agar petani tidak putus untuk pasok beras nasional.
Selain itu, lanjut Nandang, kegiatan evaluasi ini untuk mendengar langsung keluhan petani di selatan Sukabumi. Permasalahan yang disampaikan adalah debit air. “Tapi dengan adanya bantuan pompa air minimal bisa menetralkan tanaman para petani,” tuturnya.
“Kalau kita membuat serapan air sumur pompa kurang dari 60 meter maka otomatis air warga bisa terserap. Kita sarankan kedalamannya itu harus lebih dari 60 meter. Karena kalau di bawah 60 meter maka sumur di permukiman akan terkuras. Jadi kita sarankan di kedalaman 70 sampai 100 meter baru aman,” pungkasnya.
Reporter : Hapid
Redaktur : Ruslan AG