SUKABUMI, sukabumizone.com || Guna mendongkrak kesadaran literasi media dan membangun sikap kritis di kalangan generasi muda, Daya Mahasiswa Sunda (Damas) Cabang Bogor menggandeng program Tular Nalar Mafindo menggelar sekolah kebangsaan yang dipusatkan di STAI Al-Mas’udiyah, Sukabumi.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Membangun Generasi Muda Kritis di Era Digital’ ini, sukses menarik minat besar para mahasiswa, pelajar, serta pengajar yang hadir. Adapun, kegiatan ini diawali dengan simbolis pemberian jam dinding dari pihak Tular Nalar kepada perwakilan STAI Al-Mas’udiyah Hoerudin. Pemberian jam tersebut, dimaknai sebagai simbol kesadaran akan waktu yang terus berjalan, mengingatkan pentingnya terus belajar dan bergerak cepat dalam menghadapi perubahan era digital.
PK III STAI Al-Mas’udiyah, Hoerudin menjelaskan, kegiatan ini diikusi sekitar 120 peserta dari kalangan mahasiswa dan siswa STAI Al-Mas’udiyah Sukabumi. Bukan hanya itu saja, kegiatan ini juga didukung Google.org dan Love Frankie yang turut berkontribusi dalam pengembangan literasi media di Indonesia. “Alhamdulillah para peserta sangat antusias mengikuti setiap sesi, berdiskusi, dan menyimak topik-topik yang relevan dengan perkembangan dunia digital dan pentingnya menyaring informasi secara kritis,” kata Hoerudin kepada wartawan, Selasa (29/10).
Hoerudin menjelaskan, para peserta untuk membuka diri terhadap pembelajaran literasi media sebagai bekal menghadapi perkembangan informasi yang semakin cepat. “Literasi media bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan di era digital ini. Harapan kami, kegiatan seperti sekolah kebangsaan ini mampu menguatkan kesadaran kritis dalam menerima dan membagikan informasi. Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini dan berharap dapat terus berlanjut di masa mendatang,” ujarnya.
Hal senada dilintarkan perwakilan Korps Alumni DAMAS, Dr. Dyah Lyesmaya soal pentingnya keterampilan literasi media sebagai pondasi generasi muda dalam menghadapi tantangan dunia digital. “Dengan acara seperti ini, kita berharap terbentuk masyarakat yang lebih kritis dan cerdas dalam menggunakan media sosial. Hal ini penting agar generasi muda kita tidak hanya dapat berpartisipasi aktif, tetapi juga mampu melindungi diri dari informasi yang menyesatkan,” paparnya.
Selain itu, sambung Dyah, kegiatan ini juga menggali ilmu mengenai demokrasi. Pasalnya, demokrasi bukan sekadar sistem pemerintahan saja tetapi cara berpikir, cara bertindak, dan cara memperlakukan satu sama lain. “Melalui kegiatan ini, kita bersama-sama menumbuhkan semangat berpikir kritis, menghargai perbedaan, serta membudayakan diskusi yang sehat dan konstruktif di dalam masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, PIC Tular Nalar sekaligus sesepuh Damas Bogor, Maulana Laili Ibrahim menambahkan, para peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang untuk bertanya dan mengasah pemahaman. “Ini bukan kali pertama Damas Bogor berkolaborasi dengan program Tular Nalar. Kami ingin para peserta memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Dengan literasi media, kaum muda bisa berperan aktif secara kritis dalam masyarakat serta melindungi diri dari informasi yang salah,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Fasilitator Kegiatan Sekolah Kebangsaan Ratna Istianah menjelaskan, acara diisi dengan beberapa sesi yakni, penyampaian Tutur Nalar dalam kelompok, diskusi dan refleksi, kesimpulan dan takeaway, dan pengisian post-test. Melalui sesi diskusi interaktif, presentasi, dan sharing pengalaman, yang didampingi sepuluh fasilitator, sekolah kebangsaan berhasil membekali para peserta dengan berbagai keterampilan penting terkait literasi media, termasuk cara mengenali berita palsu, menyaring informasi yang kredibel, serta mengelola informasi di media sosial dengan bijak. “Para peserta diajak untuk menjadi individu yang lebih kritis, cerdas, dan aktif dalam perannya sebagai generasi penerus bangsa,” bebernya.
Diharapkan, kolaborasi ini dapat berlanjut di masa mendatang, memperluas jangkauan edukasi literasi media ke berbagai daerah. Dengan semangat yang sama, kegiatan ini juga mampu menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya literasi media dan ketangguhan informasi di kalangan anak muda Indonesia. “Acara ditutup dengan foto bersama. Para peserta yang mengikuti Sekolah Kebangsaan ini mendapatkan sertifikat dan marchandase,” pungkasnya.
Reporter: Reiza
Redaktur: Ruslan AG