SUKABUMI, sukabumizone.com || Di tengah menurunnya minat generasi muda untuk melanjutkan kuliah di bidang ekonomi dan bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasim Sukabumi memilih langkah berbeda. Kampus ini menawarkan konsep pendidikan baru yang menggabungkan antara pembelajaran akademik, karakter, dan kompetensi kerja.
Wakil Ketua I STIE Pasim Sukabumi, Endang Naryono mengatakan, kampus saat ini harus beradaptasi dengan perubahan pola pikir generasi muda yang semakin selektif memilih jurusan kuliah. “Sekarang mahasiswa tidak hanya mencari gelar, tapi mencari arah. Karena itu kami berikan model kuliah yang bukan hanya transfer ilmu, tapi juga pembentukan karakter dan keahlian,” ujarnya, Sabtu (18/10/2025).
Salah satu inovasi yang diterapkan adalah program kuliah sambil mondok, di mana mahasiswa belajar teori ekonomi sekaligus menempuh pendidikan pesantren. “Konsep ini membantu mahasiswa membangun integritas dan kedisiplinan. Mereka belajar manajemen di kelas, tapi juga belajar tanggung jawab dan kejujuran di lingkungan pesantren,” jelas Endang.
STIE Pasim juga memperkuat kerja sama regional melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik LLDIKTI Wilayah IV. Dalam program ini, mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa Barat bekerja sama membantu masyarakat mengembangkan potensi ekonomi lokal. “Tahun ini KKN Tematik dilaksanakan untuk wilayah Cianjur–Sukabumi. Ini pertama kalinya dilaksanakan di kawasan ini, setelah sebelumnya di Sumedang dan Bogor,” tambahnya.
Selain fokus pada pembelajaran berbasis praktik, kampus ini juga menyiapkan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa, khususnya jurusan akuntansi. “Mahasiswa kami bekali dengan sertifikat kompetensi profesional seperti auditing. Jadi saat lulus, mereka punya kemampuan yang diakui,” katanya.
Endang mengakui, tantangan terbesar bagi kampus saat ini adalah persaingan antarperguruan tinggi di Sukabumi yang kian ketat. “Banyak kampus baru bermunculan dengan strategi promosi masing-masing. Kami memilih untuk fokus pada keunggulan yang kami miliki, yaitu pendidikan ekonomi yang berpadu dengan nilai karakter,” pungkasnya.
Reporter: Restu Virmasyah
Redaktur: Ginda Ginanjar