SUKABUMI KAB, sukabumizone.com || Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Dinas Kesehatan, bersama Program Keluarga SIGAP, menggelar Forum Komitmen Keluarga SIGAP sebagai upaya memperkuat keberlanjutan program kesehatan keluarga di tingkat desa.
Forum ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya pertama yang sebelumnya melibatkan 638 desa di tiga kabupaten, yakni Sukabumi, Brebes, dan Banjar, pada November 2025. Kegiatan ini difokuskan untuk memastikan program Keluarga SIGAP terintegrasi dalam perencanaan desa serta diperkuat melalui kolaborasi dengan Puskesmas.
Program Keluarga SIGAP (Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan) mendukung transformasi sistem kesehatan Indonesia dengan mendorong tiga perilaku utama pada keluarga yang memiliki anak usia 0–24 bulan, yaitu imunisasi rutin lengkap sesuai jadwal, cuci tangan pakai sabun (CTPS), serta pemberian makanan bergizi dan camilan sehat.
Selama pelaksanaannya, program ini menjangkau keluarga baduta melalui berbagai pendekatan, mulai dari pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta, hingga pemanfaatan media interaktif seperti poster, alat permainan edukatif, dan media sosial sebagai sarana komunikasi antara kader dan orang tua.
Sebagai kelanjutan uji coba pada 2023, pada 2025 Keluarga SIGAP diimplementasikan di tiga wilayah scale up, yakni Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), dan Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan). Di Kabupaten Sukabumi sendiri, hingga Oktober 2025, program ini telah menjangkau 53.456 baduta di 285 desa.
Sebanyak 3.876 kader dari 2.670 posyandu telah dilatih dan melaksanakan 52.805 kunjungan rumah pertama, yang dilanjutkan dengan 2.963 Kelas Ibu Baduta di Posyandu. Capaian ini menjadi fondasi kuat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Berbeda dengan lokakarya sebelumnya, forum kali ini menekankan sinkronisasi perencanaan antara desa dan Puskesmas agar perubahan perilaku yang diharapkan dapat berjalan konsisten dan berkelanjutan. Nuwirman, Penasihat Advokasi Keluarga SIGAP sekaligus fasilitator utama kegiatan, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Keberlanjutan program harus berbasis kolaborasi. Desa dan Puskesmas perlu bersinergi agar upaya perubahan perilaku berjalan konsisten,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Asep Saepul Bahri, Koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Tenaga Pendamping Profesional Kabupaten Sukabumi. Ia menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan dari pemerintah desa hingga dinas terkait demi keberlanjutan program.
“Fokusnya sederhana namun mendasar, yaitu imunisasi rutin lengkap, cuci tangan pakai sabun, dan pemberian makanan bergizi bagi baduta. Kami mendukung penuh agar kolaborasi ini segera terwujud demi generasi yang sehat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Sukabumi, H. Cucu Sumintardi, menegaskan bahwa Program Keluarga SIGAP sejalan dengan visi Kabupaten Sukabumi dalam menyiapkan generasi emas yang sehat dan berkualitas.
“Kami melihat adanya peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dan kader, serta partisipasi orang tua yang semakin aktif ke Posyandu berkat alat peraga dan sosialisasi tiga perilaku SIGAP,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberlanjutan program ini membutuhkan komitmen bersama antara sektor kesehatan dan pemerintah desa agar praktik baik yang telah berjalan dapat terus dilanjutkan.
Diketahui, forum ini berlangsung selama dua hari, yakni pada 16 dan 18 Desember 2025, dengan melibatkan 48 Kepala Urusan Perencanaan Desa dan 14 Kepala Tata Usaha Puskesmas. Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis Kabupaten Sukabumi dalam mendukung terwujudnya Generasi Emas 2045.
Redaktur: Ginda Ginanjar





