
WARUNGKIARA, sukabumizone.com || Duka dan kecemasan kembali menyelimuti warga Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Bencana pergerakan tanah kembali terjadi dan menyebabkan puluhan rumah warga rusak parah, serta sejumlah akses jalan mengalami amblas.
Kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di RT 09 RW 01 Dusun Bojonghaur. Warga setempat kini hidup dalam bayang-bayang ancaman bencana susulan, mengingat karakter tanah di wilayah tersebut dikenal labil.
Kepala Desa Bantarkalong, Rohmatulloh, mengatakan peristiwa yang terjadi pada 2025 ini bukanlah kejadian pertama. Ia menyebut, kondisi geografis desa yang berada di kawasan rawan longsor membuat pergerakan tanah kerap berulang.
“Sebetulnya ini sudah menjadi bencana rutin, meski tentu tidak pernah kami harapkan. Kontur tanah di wilayah kami memang labil, sehingga pergerakan tanah sering terjadi,” ujarnya, Selasa (16/12/2025).
Ia menjelaskan, pergerakan tanah terdeteksi di sedikitnya tiga titik ruas jalan milik Kabupaten Sukabumi, yakni di sekitar Jembatan Lalay, Citamiang, serta beberapa ruas jalan desa. Dampak terparah terjadi di Dusun Bojonghaur, dengan sekitar 500 meter badan jalan dilaporkan amblas.
“Di RT 09 saja, jumlah rumah terdampak hampir lebih dari 20 unit. Selain itu, tiga tiang listrik roboh dan satu gardu listrik ikut ambruk,” jelasnya.
Pasca kejadian, Pemerintah Desa Bantarkalong bersama warga langsung melakukan penanganan awal melalui gotong royong membersihkan material longsoran. Kerja bakti kembali dilakukan secara swadaya pada hari kedua setelah kejadian.
“Dari pemerintah desa, kami sudah berupaya semaksimal mungkin membantu warga terdampak. Namun untuk penanganan lanjutan, kami masih menunggu respons dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi,” katanya.
Rohmatulloh menegaskan, skala kerusakan akibat pergerakan tanah tersebut sudah berada di luar kemampuan pemerintah desa. Ia menyebut, rencana penanganan sebenarnya telah dibahas sejak 2024, namun hingga kini belum terealisasi secara menyeluruh.
Ia pun berharap adanya perhatian serius serta langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, termasuk solusi jangka panjang berupa relokasi warga, mengingat kondisi rumah yang terdampak sudah tidak layak huni.
“Kerusakan rumah warga cukup parah, mulai dari retak berat hingga ambruk. Sangat tidak aman jika masih ditempati,” pungkasnya.
Redaktur: Ginanjar





