
CIKEMBAR, sukabumizone.com ll Pemerintah Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, menggelar kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani sebagai upaya memperkuat sumber daya manusia petani serta meningkatkan koordinasi dan pendampingan sektor pertanian di tingkat desa.
Kegiatan tersebut berlangsung di aula desa dan dihadiri berbagai unsur terkait, di antaranya Kepala Desa Parakanlima Mirwanda Yamami, Sekertaris Desa, Camat Cikembar, Babinsa, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cikembar, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta para tokoh masyarakat dan anggota kelompok tani Desa Parakanlima.
Kepala Desa Parakanlima, Mirwanda Yamami, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap pengelolaan pertanian yang lebih terarah dan berkelanjutan.
“Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas kelompok tani agar mampu menghadapi tantangan pertanian ke depan, sekaligus mempererat koordinasi antara petani, pemerintah desa, dan instansi terkait,” ujar Mirwanda, kepada sukabumizone.com Jum’at (19/122025).
Ia menambahkan, keberadaan kelompok tani di Desa Parakanlima memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan desa, sehingga perlu terus dibina dan didampingi secara berkesinambungan.
Sementara itu, Kepala BPP Pertanian Kecamatan Cikembar, Muhamad Ali, bersama Camat Cikembar, menyampaikan gambaran kondisi wilayah pertanian Desa Parakanlima yang memiliki karakteristik tersendiri secara historis.
“Secara historis, wilayah Parakanlima merupakan kawasan yang sejak masa lalu, bahkan sejak era pemerintahan kolonial, memiliki karakter lahan yang berbeda. Termasuk wilayah yang berkembang di sekitar kawasan pabrik kayu. Kondisi desa-desa yang tergolong desa muda tentu memiliki tantangan dan potensi pertanian yang khas,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menekankan pentingnya peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai ujung tombak pendampingan petani di lapangan.
“Apabila terdapat kebutuhan koordinasi, konsultasi, atau permasalahan pertanian, kami mohon agar petani dapat berkoordinasi langsung dengan PPL. PPL adalah pintu masuk utama untuk menyampaikan aspirasi, kendala, maupun pertanyaan terkait pertanian,” tegasnya.
Muhamad Ali menjelaskan, setiap permasalahan sebaiknya disampaikan melalui forum komunikasi kelompok tani atau ketua kelompok untuk kemudian dikoordinasikan dengan PPL, sehingga dapat masuk ke mekanisme penanganan resmi sesuai program pemerintah.
Terkait keterbatasan jumlah pendamping dan luasnya wilayah binaan, pihaknya mengakui hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Namun demikian, tim pendamping pertanian tetap berupaya hadir dan melakukan pendampingan secara optimal.
Saat ini, tim pendamping pertanian Kecamatan Cikembar terdiri dari beberapa personel dengan wilayah binaan masing-masing,
Ia menegaskan bahwa peran pendamping pertanian mencakup pendampingan budidaya dan penyelamatan tanaman, serta diseminasi informasi terkait teknologi pertanian, inovasi, dan kebijakan pemerintah.
Meski dihadapkan pada tantangan sumber daya manusia, khususnya usia petani yang rata-rata di atas 45 hingga 50 tahun, pihaknya tetap optimistis para petani mampu menerima dan menerapkan teknologi baru dengan pendekatan yang tepat.
“Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama semua pihak, Insya Allah pendampingan pertanian akan terus berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tuturnya.
Sebagai penutup, seluruh petani diajak untuk aktif mengikuti pertemuan kelompok tani dan memanfaatkan berbagai program pemerintah yang tersedia. Saat ini, proses pendataan dan akses bantuan dinilai semakin mudah, bahkan cukup menggunakan KTP tanpa perlu persyaratan tambahan seperti sebelumnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara petani, PPL, pemerintah desa, dan pemerintah kecamatan dapat terus terjalin dengan baik, sehingga setiap permasalahan pertanian dapat ditangani secara cepat.
Reporter : Restu Virmansyah
Redaktur : Ginda Ginanjar





