
WARUNGKIARA, sukabumizone.com || Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, kondisi Jalan Tanjakan Baeud, tepatnya di Kampung Baeud, Desa/Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, menuai kekhawatiran warga.
Pasalnya, ruas jalan tersebut mengalami retakan besar hingga amblas yang dinilai membahayakan pengguna jalan, terutama pada malam hari.
Salah seorang warga setempat, Yuni (45), mengatakan kerusakan jalan mulai terlihat sekitar satu minggu lalu. Awalnya, retakan hanya kecil dan muncul secara bertahap, namun dalam beberapa hari terakhir kondisinya semakin parah.
“Retaknya sekitar satu minggu lalu, awalnya sedikit-sedikit. Tapi yang parah itu kemarin. Memang sempat ada pengerjaan dari pihak PU, tapi saya juga tidak tahu apakah itu berlanjut sampai benar-benar diperbaiki atau tidak, karena tidak ada komunikasi,” ujar Yuni kepada wartawan, Sabtu
(20/12/2025).
Ia menuturkan, jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, terlebih saat arus kendaraan meningkat pada momen libur Natal dan Tahun Baru. Minimnya penerangan jalan umum (PJU) di lokasi semakin memperbesar risiko bagi pengendara.
“Kalau tidak ada antisipasi sampai Natal dan Tahun Baru, ini rawan kecelakaan. Malam hari gelap, tidak ada PJU. Banyak pengendara, terutama motor, kaget. Kemarin juga sempat ada yang terpeleset, alhamdulillah tidak sampai kecelakaan,” jelasnya.
Menurut Yuni, retakan jalan bahkan sudah menembus dari satu sisi ke sisi lainnya. Dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu, retakan terlihat jelas hingga ke sisi kanan jalan, sementara di bagian ujung lainnya tanah sudah mengalami penurunan.
“Kalau dari arah Sukabumi ke Palabuhanratu, retaknya tembus ke kanan. Di ujung juga sebelah kanan, sementara kalau ke arah Sukabumi sebelah kiri sudah turun. Ini satu jalur rawan sekali,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti tingginya aktivitas kendaraan berat yang melintas di jalur tersebut setiap hari. Dalam pengamatannya, terdapat sekitar 10 hingga 15 truk bermuatan berat dengan tonase mencapai 35 hingga 40 ton yang melintasi tanjakan Baeud.
“Setiap hari truk lalu lalang dengan tonase besar, belum lagi angkutan limbah PLTU. Saya khawatir karena di bagian atas jalan juga sudah mulai terlihat retak,” pungkasnya. (SU)





