
JAMPANGTENGAH, sukabumizone.com || Banjir bercampur lumpur menerjang permukiman warga di Kampung Cilawang, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, pada Senin sore (29/12/2025). Setelah ditelusuri, warga mengatakan jika luapan air tersebut berasal dari areal pertambangan batu kapur yang berada di wilayah Desa Jampangtengah.
Bayu Anggara, warga Kampung Cilawang, mengatakan air mulai mengalir deras dari arah jalan provinsi ruas Jampangtengah–Kiaradua setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada pukul 14.00 WIB, selama sekitar satu jam mengguyur wilayah tersebut. Ia menuturkan biasanya hujan yang turun dengan durasi satu jam tidak pernah banjir yang berdampak ke pemukiman warga.
Namun ternyata, banjir tersebut datangnya bukan dari sungai maupun saluran irigasi, melainkan datang dari area tambang batu kapur. Dimana didalam area batu kapur tersebut terdapat kubangan seluas sekitar 10 meter.
“Kami penasaran, lalu menelusuri sumber datangnya air itu, ternyata bukan dari sungai atau selokan. Tapi dari areal tambang batu kapur yang masuk ke kubangan ukuran 10 meter lebih, dan di lokasi didapatkan ada alat berat. Air dari kubangan itu turun ke jalan provinsi. Air tumpah ke jalan, masuk ke pertokoan material, dan klinik, lalu ke permukiman warga,” ujar Bayu Anggara kepada awak media, Selasa (30/12/2025).
Menurut Bayu, air yang meluap membawa material limbah batu kapur berwarna putih. Namun saat masuk ke rumah warga, lumpur yang terbawa justru berubah warna menjadi hitam dan mengendap cukup tebal di lantai rumah.
“Kalau di jalan terlihat putih seperti kapur, tapi lumpur yang masuk ke rumah warnanya hitam dan cukup tebal,” tambahnya.
Bayu menegaskan banjir tersebut bukan disebabkan oleh luapan sungai, melainkan dari kubangan air bekas galian tambang yang mengalir membawa material lumpur pertambangan batu kapur.
Sementara itu, Kepala Desa Panumbangan, Lalan Jaelani, membenarkan peristiwa banjir lumpur tersebut. Ia menyebutkan terdapat sekitar 10 unit rumah warga yang terdampak.
“Total ada 10 rumah warga yang terendam. Lumpur yang masuk ke rumah-rumah warnanya hitam,” kata Lalan Jaelani.
Ia menjelaskan, proses pembersihan lumpur telah dilakukan sejak kemarin hingga malam hari dan kembali dilanjutkan pada pagi hari ini dengan melibatkan warga setempat. “Kemarin pembersihan dilakukan sampai malam, dan hari ini dilanjutkan lagi,” ujarnya.
Hingga kini, warga berharap adanya perhatian serius dari pihak terkait untuk menelusuri sumber banjir dan mencegah kejadian serupa terulang kembali, terutama saat intensitas hujan tinggi.( SU)





