SUKABUMI KOTA, sukabumizone.com || DPR RI dan Badan Gizi Nasional (BGN) hadir di Desa Sukamaju untuk sosialisasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kamis, 20 Februari 2025. Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah pemerintah dalam meningkatkan asupan gizi dan mengatasi kasus stunting di masyarakat.
Kegiatan sosialisasi MBG bersama mitra kerja ini dilaksanakan di Aula Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung. Sosialisasi yang diikuti 300 peserta ini dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Acara sosialisasi bersama warga Nyalindung ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Zainul Munasichin, Kepala Desa Sukamaju Aas Suganda, dan perwakilan Badan Gizi Nasional Dedi Suprijadi.
Dalam sosialisasi MBG, Anggota Komisi IX DPR RI Zainul Munasichin menyampaikan terkait dapur MBG yang bisa saja dibangun ditempat sosialisasi ini. “Secara infrastruktur dasar ini bisa jadi dapur Makan Bergizi Gratis, nanti perlu di cek Kembali. inilah yang jadi faktor MBG tidak berjalan massif, karena harus ada dapurnya dulu, kalau tidak ada dapur maka gak bisa di distribusikan,” kata Zainul.
Setiap harinya dapur MBG akan menyajikan makanan dengan jumlah yang besar. Satu sekolah bisa 200 siswa, sedangkan orang Badan Gizi Nasional itu, satu dapur hanya ada 3 orang perwakilan. Terkait permasalahan kritik, Zainul mengungkapkan bahwa ada hal lain yang sebenarnya bisa dilakukan masyarakat untuk hal yang lebih positif untuk program Makan Bergizi Gratis. “Kalau kita lihat program Makan Bergizi Gratis, jangan dilihat ketika ompreng itu nyampe ke siswa, sebelum omreng itu nyampe, ada proses masak memasak. Siapa yang memasak? Tukang masak, pekerjaan itu, dalam satu dapur ada 45-47 orang dan itu membuka lapangan pekerjaan baru,” jelasnya.
Untuk itu pemerintah tak ragu-ragu dalam pemberian anggaran terhadap program Makan Begizi Gratis. “Tahun ini Badan Gizi Nasional menargetkan 5.000 dapur di seluruh indonesia, kebutuhan kita total 30.000 dapur untuk bisa merata. Akan tetapi jumlah tersebut akan bertambah jadi 12.000 dapur, agar semakin cepat peserta didik kita merasakan manfaat program ini termasuk bapak Ibu agar bisa terserap pekerjaannya,” ujar Zainul.
“Hingga bulan Februari ini baru ada 245 Dapur yang beroperasi di Indonesia, jadi wajar kalau belum sampe ke Sukamaju. Jadi mohon bersabar, kalau ingin percepatan, Yayasan ini kita ubah jadi dapur,”
Di kloter kedua pembuatan dapur MBG nanti Desa Sukamaju diharapkan akan menjadi penerima manfaat untuk program Makan Bergizi Gratis. “Semoga nanti kloter bulan April jadi bisa penerima manfaat. Butuh modal besar, nilainya bukan ratusan juta, tapi milyaran. Omprengnya aja harganya 75.000 satu ompreng, kita butuh 3.000 ompreng. Belum peralatan memasaknya. Butuh barangnya yang berkualitas, agar bisa capai 5 tahun. Itulah investasinya sampai milyaran,” papar Zainul.
Meski begitu ada salah satu dapur percontohan terbaik yang berlokasi di Sukabumi yakni warung kiara. Diwarung kiara perekonomian warga menjadi terangkat berkat kolaborasi yang terjadi antar lintas sektor. “Di warung kiara dalam menentukan bahan baku, musyawarah dengan pemerintah desa. Jadi betul-betul menggerakkan ekonomi masyawarakat, itu bisa melalui Bumdes. Sudah ada prakteknya bukan hanya teori.,” tutup Zainul Munasichin.
Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengelolaan limbah di setiap dapur MBG dengan ketat.
Pada April 2025 ditargetkan 3 juta anak Indonesia akan mendapatkan makanan bergizi. Target berikutnya pada Agustus 2025 akan bertambah menjadi 15 juta, dan akhir tahun anak Indonesia bisa mendapatkan makanan bergizi gratis.
Reporter: Reiza Apwildan
Redaktur: Ruslan AG