SUKABUMI KAB, sukabumizone.com || Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, H. Ade Suryaman, memberikan arahan dalam Rapat Evaluasi Pupuk Bersubsidi untuk Periode Januari–Juni 2025 sekaligus Sosialisasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi pasca diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Selasa (1/7/2025).
Dalam arahannya, Sekda menjelaskan bahwa Perpres Nomor 6 Tahun 2025 hadir untuk mengatur tata kelola pupuk bersubsidi secara lebih terstruktur, efisien, dan transparan. Kebijakan ini bertujuan memastikan ketersediaan pupuk yang merata serta akses yang lebih mudah dan tepat bagi para petani.
“Perpres ini hadir untuk memperbaiki sistem penyaluran pupuk subsidi. Kita ingin memastikan petani benar-benar mendapat pupuk sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pertanian dalam menjalankan amanat kebijakan ini. Menurutnya, sektor pertanian menjadi prioritas utama pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Distribusi pupuk yang tidak tepat sasaran dapat berdampak langsung pada inflasi daerah. Karena itu, kolaborasi antar lembaga sangat penting, terutama dalam mengevaluasi penyebab kelangkaan pupuk dan lonjakan harga,” ujarnya.
Selain soal distribusi, Sekda juga menyoroti pentingnya validitas data petani. Ia meminta seluruh koordinator BPP dan KCD aktif menyosialisasikan pentingnya kepemilikan identitas resmi seperti KTP dan NIK, sebagai syarat utama mengakses subsidi pupuk.
“Identitas petani adalah kunci agar bantuan bisa tepat sasaran. Ini bukan hanya soal administratif, tapi menyangkut keadilan dalam penerimaan manfaat,” tegasnya.
Sekda berharap, implementasi Perpres 6 Tahun 2025 dapat membawa perubahan nyata dalam tata kelola pupuk bersubsidi di daerah. Pemerintah Kabupaten Sukabumi, lanjutnya, berkomitmen memastikan kebijakan ini benar-benar berpihak pada petani kecil dan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Reporter: Restu Virmansyah
Redaktur: Ruslan AG