GUNUNGGURUH — Perkembangan kasus penyakit campak di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Pasalnya, terhitung dari 2016 hingga 2017 ditemukan sebanyak tiga kasus campak. Namun, hal tersebut berhasil disikapi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan berbagai upaya yang dilakukannya.
Petugas Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Puskesmas Gunungguruh Eri Kustiawan mengatakan, penyakit campak disebut morbili atau measles merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Sembilan puluh persen anak yang tidak mendapat kekebalan, baik secara alami maupun buatan bisa terserang penyakit campak. “Sejak vaksinasi campak diberikan secara luas, terjadi penurunan drastis kasus campak,” kata Eri kepada www.sukabumizone.com, Senin (20/3).
Kondisi tersebut lanjut Eri, sangat memprihatinkan dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat khususnya anak-anak. Karena, penyebaran penyakit ini berlangsung sangat cepat. Untuk itu, masyarakat harus mengenali penyakit ini serta berupaya pencegahannya sejak dini agar tidak tertular campak maupun komplikasi yang ditimbulkannya. “Masyarakat disarankan untuk dapat menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebab jika tidak dijaga hal ini bisa terkena penyakit campak. Perlu dikenali, reaksi campak menyebabkan panas, pusing, bintik-bintik merah dibadan serta mata menjadi merah,” ujarnya.
Penyakit tersebut, bisa ditimbulkan dari paksin yang kualitasnya kurang efektif dan suhu paksin yang kurang baik bisa saja menjadi salah satu faktor campak. Biasanya, yang terkena imunisasi campak anak-anak dari mulai sekolah SD sampai SMP. Pihaknya, terus berupaya untuk menekan tingginya angka kasus campak tersebut. Karena menurutnya, dari yang terkena satu hingga dua orang apabila dibiarkan bisa menjadi lima sampai 10 kasus Kejadian Luar Biasa (KLB). “Jadi penangananya juga harus luar biasa. Kami terus berupaya menekan kasus ini. Diantaranya, imunisasi, pencegahan kesekolah dan lainnya,” pungkasnya. Yanto





