JAMPANG TENGAH — Program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih menjadi “PR” besar bagi pemerintah. Pasalnya hingga kini, berbagai bantuan yang diluncurkan pemerintah pusat, wilayah maupun daerah belum mampuh menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.
Misalnya saja, di Desa Bojong Jengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, masih ditemukan sedikitnya 163 rumah warga tidak layak huni di empat kedusunan seperti di Kedusunan Cisampih, Bojong Jengkol, Cikurtug dan Kedusunan Cipancer hingga saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah.
“Tidak dipungkiri memang masih banyak warga di desa kami membutuhkan uluran tangan pemerintah yang di atas salah satunya melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH),” kata Kepala Desa Bojong Jengkol Dadan Sutisna kepada www.sukabumizone.com Minggu, (23/09).
Menurut Dadan, pihaknya telah berusaha mengajukan hal tersebut kepada pemerintah melalui intansi terkait. Namun, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan jawaban. “Tentunya kami selaku pemerintah desa sebagai kepanjang tanganan pemerintah daerah menjadi ujung tombak untuk menampung seluruh aspirasi dari warga. Akan tetapi kami pun berharap pemerintah yang di atas menindak lanjuti setiap pengajuan kami,” ujarnya.
Ditanya mengenai Dana Desa (DD) yang juga mampu menjawab harapan warga yang membutuhkan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni? Ia menjawab, untuk DD saat ini belum dapat dialokasikan untuk membangun RTLH. “Sementara ini kami masih menggencarkan pembangunan infrastuktur yang juga dinilai sangat penting untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian warga. Sehinga, kami meminta bantuan dari pemerintah yang di atas untuk menjawab hal ini,”tandasnya.
Lanjut Dadan, dari hasil pendataan yang dilakukan pemerintah desa menyebutkan, kebutuhan setiap rumah untuk pembangunan diprediksi rata-rata sebesar Rp.15.000.000,-. “Ya, kami harap pemerintah yang di atas dapat memberikan bantuan RTLH agar warga kami dapat tinggal di rumah yang layak huni. Tidak seperti saat ini kondisinya sangat memprihatinkan,”pungkasnya. Ginanjar