GUNUNGGURUH — Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Gunungguruh Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, adakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para peserta didik baru Kamis, (16/07).
Diketahui MPLS juga di kenal sebagai Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB), merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta didik baru dan kegiatan ini sering dijumpai di tingkat SMP dan SMA.
Kepala Jurusan Progran Dan Komunikasi sekaligus Ketua Panitian Information technology (IT) Agus Suhendar mengatakan, sehubungan kegiatan belajar menagajar dimasa pandemi covid-19 dibatasi maka, MPLS dibagi dua metode yakni, metode Dalam Jaringan (Daring) dan Luar Jaringan (Luring).
“Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa kami menerapkan belajar mengajar sistem online atau virtual tanpa muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem belajar Daring dengan kata lain, pembelajaran daring adalah metode belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). Seperti menggunakan Zoom, Google Meet, dan lainnya, ” kata Agus kepada www.sukabumizone.com Kamis, (16/07).
Ia menjelaskan, belajar melalui metode Luring berbeda dengan daring, sistem pembelajaran luring merupakan sistem pembelajaran yang mebutuhkan tatap muka secara langsung.
“Belajar luring yakni siswa datang ke sekolah dengan prosedur Covid-19. Lalu, diberi tugas dan di absen. Setelah selesai maka siswa kembali di pulangkan,” jelasnya.
Lanjutnya, untuk belajar dengan metode luring pihaknya menerapkan protokol kesehatan bagi para siswa seperti, membawa bekal makanan sediri dari rumah, membawa senitizer dan memakai masker.
“Untuk fasilitas di sekolah pun kami mengikuti protokol kesehatan diantaranya, menyediakan tempat cuci tangan sebelum masuk ketempat belajar, meja belajar di zigzag untuk menjaga jarak dan untuk sarana ibadah pun kami menandainya untuk menjaga jarak,” tuturnya.
Adapun meteri yang diterapkan pihak pemerintah maupun pihak sekolah itu lebih dari 10 poin seperti Propil Kesehatan, cara belajar epektif, penguatan pendidikan karakter, sadar akan hukum, kewirausahaan, anti korupsi, ekstra kulikuler dan lainya.
“Kami berharap hasil dari MPLS ini bisa membuat para siswa dapat mengenal potensi diri, dapat beradaptasi di lingkungan sekolah dan sekitar, menumbuhkan motivasi dengan cara kerja belajar epektif, mengebangkan generasi positif antar siswa dan warga sekitar dan menumbuhkan prilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghormati satu sama lainya dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-harinya,” pungkasnya.(Kusnandar)