SUKABUMI — Sanggar Seni Sekar Anom yang bermarkas di Kampung Selamanjah RT 02/01 Desa Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi, terus konsisten menjaga dan melestarikan seni budaya.
Penangung Jawab Sanggar Seni Sekar Anom Fikri mengatakan, untuk menyatukan konsistensi dalam menjaga dan melestarikan seni budaya yang dibangun para anggota Sanggar Seni Sekar Anom, nyata terlihat dari kerapnya berbagai kegiatan yang dijalani secara rutin oleh Sanggar Seni Sekar Anom yang jadi tanggung jawabnya sebagai penerus bangsa.
“Kami terus melakukan latihan rutin, perawatan alat musik, hingga melakukan pentas seni budaya dari panggung ke panggung. Baik undang individu sebagai pengisi acara, maupun mengikuti berbagai perlombaan yang membawa nama Sekar Anon di Desa Cidolog,” kata Fikri, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, Jum’at (10/9/21).
Fikri menceritakan, Sanggar Seni Sekar Anom digaungkan pada tahun 2019. Dimana, dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak pemuda atau kalangan mahasiswa disanggar Seni Sekar Anom.
“Keberlangsungan Sanggar Seni Sekar Anom sampai kapanpun akan kami dukung dan pertahanan. Agar bisa menjadi motivasi bagi para kaula penerus bangsa lainnya, khusus di Cidolog Kabupaten Sukabumi,” tandas dia.
Ketua BUMDes Desa Cidolog Suryati menilai, di zaman serba digital sekarang ini minim sekali anak-anak pemuda yang kerap terjun ikut berperan dalam menjaga ngamumule Seni Budaya.
“Berbicara minimnya kesadaran terhadap Seni Budaya dikalangan anak muda melihat kondisi perkembangan teknologi dan zaman. Padahal Seni Budaya Sudan khususnya, itu waris nenek moyang kita bersama wajib untuk dilestarikan dan dikembangkan,” ujar Suryati.
Suryati menambahkan, dengan adanya Sanggar Seni di Desa Cidolog, mulai lagu-lagu daerah, nasional bahkan lagu kekinian saat ini, turut dibawakan tanpa menghilangkan Seni Budaya yang ditonjolkan.
“Sanggar Seni Sekar Anom akan terus berkomitmen dalam menjaga Seni Budaya Sunda, dengan beranggotakan para pemuda Desa Cidolog hingga mahasiswa. Semua yang diharapkan anggota, pelatih dan ketua, bisa bisa menumbuhkan kesadaran para kaula muda hingga tertarik dan bisa ikut serta dalam mempertahankan Budaya Sunda,” tandasnya. (red)