SUKABUMI, sukabumizone.com || Persoalan kurangnya ketersediaan lahan pertanian guna menanam tanaman hias jenis Suji, menghambat perkembangan potensi ekspor Dracaena di Desa Sudajaya Girang, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.
Pasalnya, kebutuhan Tanaman Suji sebagai bahan utama pembuatan Dracaena yang telah go Internasional tersebut begitu tinggi. Sementara, stok bahan baku sangat minim dibanding kebutuhan produksi.
“Jadi saat ini kita punya stok 10 batang tapi kebutuhan sebanyak 100 batang, masih jomplang antara stock dan produksi. Karena kita masih mengandalkan kiriman dari luar daerah, untuk budidaya di sini kesulitan karena tidak ada lahan,” kata Kepala Desa Sudajaya Girang, Kecamatan Sukabumi, Edi Juarsah, Selasa (13/08/2022).
Ironisnya lanjut Edi, terdapat ratusan hektar lahan milik pemerintah masih di kuasai perkebunan PT. Goapara saat ini, meski masa kontrak HGU perusahaan telah habis dan bahkan banyak tanah terlantar atau tidak produktif.
Padahal, presiden telah mengeluarkan peraturan tentang reforma agraria yang menyatakan lahan terlantar bisa dijadikan objek reforma agraria. Namun masalahnya, aturan itu tidak berjalan baik di Kabupaten Sukabumi.
“Kalau saja lahan yang dikuasai perkebunan bisa dijadikan objek reforma agraria dan dikelola masyarakat menjadi lahan stock komoditi bahan baku, saya rasa ekspor Dracaena akan lebih maksimal. Dan sangat bisa dipastikan perekonomian warga meningkat,” paparnya.
Dewasa ini terdapat kreasi Dracaena yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, tetapi jenis ini memerlukan banyak lahan dan perlakuan khusus. Sebab, harus diirangkai sejak pertama kali ditanam dan hingga terbentuk secara alami dalam waktu cukup lama.
“Sementara lahannya tidak ada, maka dari itu kami sangat berharap sekali reforma agraria dapat segera teraplikasi, agar lahan pemerintah itu dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar,” tandasnya.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Surya Adam