Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Pangantolan Desa Parakanlima Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi, terus berupaya memwujudkan anak didik yang memiliki kecerdasan, pengetahuan, keperibadian yang didasari akhlak mulia. Hal tersebut tidak terlepas dari Visi dan Misi sekolah tersebut yang juga menjadi tolak ukur dari sebuah keberhasilan yang diraihnya:
A. Visi SDN Pangantolan “Siswa memilliki kecerdasan, pengetahuan, keperibadian akhlak mulia serta bisa hidup mandiri dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut ” B. Misi 1. Melatih kecerdasan siswa 2. Membimbing supaya hidup mandiri 3. Mendorong mutu belajar dan memperdalam ilmu 4. Membina untuk memiliki budi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia 5. Memberi pengetahuan dasar bagi siswa agar dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi
SDN Pangantolan dibangun diatas tanah seluas 1900 m2 , bediri di tahun 1979. Kini memiliki jumlah siswa sebanyak 224 siswa, juga memiliki 9 lokal kelas satu diantaranya dipergunakan kantor. Sekolah tersebut kekurangan 3 guru bidang yakni guru Seni, PAI, dan Olah raga sementara jumlah guru yang ada hanya 6 Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3 Guru Honor.
Meski demikian, seluruh guru yang ada dinilai cukup handal karena telah dibekali ilmu yang memadai sebagai mana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005. Bahkan, sesuai dengan tuntutan di era globalisasi saat ini guru di sekolah itu diharuskan untuk memiliki pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum (KTSP) yang berlaku sekarang. Disamping itu, perubahan pola pikir dan pola tindak dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran, setiap guru disekolah tersebut dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses dan sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007. Bahkan baru-baru ini guru di seluruh Indonesia menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi guru. PLPG merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan kompetensi baik itu kompetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi sosial maupun kompetensi kepribadian. Sehingga tidak diragukan lagi sekolah ini bisa menciptakan siwa yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu contoh adalah dari sisi prestasinya, SDN Pangantolah dari semenjak berdiri bias mengantongi ratusan penghargaan dari berbagai perlobaan baik itu tingkat Kecamatan, Kabupaten, bahkan ke tingkat Provinsi. Misalnya saja, sebagai juara II lomba voli tingkat kecamatan, juara 1 Atletik tingkat kabupaten, juara 1 lomba DA’I tingkat kabupaten, juara II lomba Jaipong tingkat Wilayah, juara II biantara tingkat kabupaten dan masih banyak lagi penghargaan yang telah diperolehnya. Jadi tidak diragukan lagi sekolah itu bisa mencetak anak didik yang cerdas, berpengetahuan serta berkepribadian sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari seorang pemimpin atau kepala sekolah yang selalu komitmen membangun tim kerja yang epektif serta mengembangkan budaya mutu. Kepala SDN Pangantolan mempunyai rencana dan bercita-cita menjadikan SD ini sebagai SD yang paling unggul dalam berbagai bidang di Kecamatan Cikembar khususnya, bahkan sampai tingkat Kab/Provinsi. ”Kegiatan unggulan di SD ini adalah dibidang seni dan berhasil menjadi juara diberbagai perlombaan. Dan pada tahun ini kami berharap prestasi yang telah diraih dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan,” ujar Kepala SDN Pangantolan Ati Mulanti S.Pd, kepada WWW.SUKABUMIZONE.COM.
Menurutnya, keberhasilan tersebut akan dapat diraih apabila dapat bekerja sesuai dengan tupoksi yang ditentukan. ”Tugas pun akan terselesaikan dengan baik sesuai visi dan misi. Apalagi didukung peranserta masyarakat yang baik, sehingga kami yakin sekolah ini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain, ”tuturnya.
TIGA LOKAL KELAS RUSAK BERAT
Permen No 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana bahwa kapasitas maksimal ruang kelas adalah 28 peserta didik. Sebab SD ini sekarang tidak memiliki prasarana sebagai –berikut :
1. Ruang kelas (28 Peserta didik/Ruang kelas)
2. Ruang perpustakaan
3. Laboratorium IPA
4. Ruang pimpinan
5. Tempat beribadah
6. Ruang UKS
7. Jamban
8. Gudang
9. Ruang sirkulasi
10. Tempat bermain/orahraga
Apabila dicermati dari sisi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan program yang digulirkan, sekolah itu memiliki kualitas yang memadai. Namun, pada kenyataanya SD ini belum memiliki indikator minimal prasaranan sebagaimana dimaksud diatas. Jumlah kelas yang dimiliki belum menunjang sebab hanya memiliki 6 lokal yang dipergunakan kegiatan belajar mengajar. Dalam satu kelasnya diisi oleh 45 siswa yang jelas tidak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). “ Jumlah lokal sekolah ini seluruhnya ada 9 lokal, tiga diantaranya rusak berat gentingnya bocor, serta kayu penyangganya lapuh bahkan ada sebagian kayu penyangganya patah. Tapi karena keterbatasan ruangan sehingga dari tinga lokal tadi, satu lokal masih dipergunakan meskipun kami selalu dihantui rasa cemas. Apalagi pada saat cuaca ekstrim,”tandasnya.
Walaupun belum ada tanggapan yang pasti dari pemerintah. Ia akan berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk terus mendongkrak keberhasilan pendidikan di sekolah yang dipimpinya tersebut. “ Saya yakin dengan kebersamaan maka tujuan kami dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi yang selalu kami pegang teguh,”imbuhnya.Sep