SUKABUMI KAB, sukabumizone.com || Puluhan santri Al-Azzam sekaligus mahasiswa STIE Pasim Sukabumi, mengikuti edukasi pencegahan dan pemberdayaan Gen-Z sebagai duta anti judi online (Judol) dan gagal bayar pinjaman online (Galbay Pinjol) yang digagas DJP Digital Marketing bersama media online sukabumizone.com di Paseban Camping Ground Pondok Halimun (PH), Senin (23/12).
Owner DJP Digital Marketing Yovi Giovani mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya agar para santri dapat menghindari Judol dan Pinjol karena dua hal ini menjadi awal kehancuran bi checking. “Ya, karena saat ini ketika hendak masuk dunia perbankan dan finance tentunya terlebih dulu dicek bi checkingnya. Sehingga, saat terlibat dua hal tersebut maka akan sulit untuk mengakses perbankan,” kata Yovi kepada wartawan, Senin (23/12).
Selain itu, lanjut Yovi, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran Gen-Z mengenai bahaya Judol, pentingnya nilai integritas, membekali Gen-Z dengan pengetahuan dan keterampilan untuk berperan aktif dalam upaya pemberantasan perjudian, baik di dunia nyata maupun dunia maya. “Kegiatan ini, untuk membangun komitmen kolektif dari generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang mempromosikan kejujuran dan transparansi,” paparnya.
Menurutnya, generasi Z perlu memiliki peran aktif dalam gerakan anti korupsi karena merupakan agen perubahan yang kuat dalam masyarakat. Tak hanya itu, generasi Z yang tumbuh di era teknologi canggih, memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang jujur dan bersih dari Judol. “Kami berupaya menciptakan kesadaran akan nilai anti Judol dan integritas merupakan langkah krusial dalam membentuk masa depan yang lebih adil dan transparan,” bebernya.
Pendidikan ini, sambung Yovi, merupakan langkah konkret untuk mengedukasi dan membimbing Gen-Z agar dapat bijak dalam menggunakan gadget dan teknologi digital. “Dengan memberdayakan mereka sebagai duta anti Judol dan Galbay Pinjol, diharapkan dapat mengurangi praktik perjudian online dan utang online yang merugikan banyak pihak,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pendidikan tentang bahaya Judol dan Pinjol sangat penting demi melindungi generasi muda dari praktek yang merugikan. “Saya berharap kegiatan ini, dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan mencakup lebih banyak sekolah. Sehingga hal itu menjadi peluang usaha dunia otomotif dunia perbankan finance dan asuransi,” tutupnya.
Reporter: Reiza Apwildan
Redaktur: Ruslan AG