PAUD Sucihati Terapkan Pendidikan Agamis
SUKABUMIZONE.COM,SUKABUMI–Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yakni usia dua sampai enam tahun di Kabupaten Sukabumi, disikapi cukup bernilai positif demi kemajuan pendidikan terhadap anak bangsa. Sedini mungkin, anak diajarkan untuk mengenal, memahami dan mengingat apa yang diajarkan oleh tutor atau guru.
Namun berbeda dengan PAUD lainnya, ada salah satu pendidikan anak usia dini di Kampung Bojong Desa Bojong Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yang memiliki nama PAUD Sucihati, menerapkan nilai-nilai pembelajaran berlandaskan keagamaan untuk melahirkan insan yang agamis. PAUD tersebut, berdiri sejak 2008 lalu di tanah seluas 220 meter persegi dengan 22 siswa dan 21 siswa TPA.
Legalitas dari PAUD itu pun tidak lagi dipertanyakan sebab, sudah terdaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
PAUD Sucihati didirikan oleh seorang sosok pendidik yang tidak berharap imbalan apapun dari anak didiknya. Nunung Sucihati S.Pd, M.Si, beliau adalah seorang tauladan yang juga sebagai guru di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi. “Karena hobi terhadap pendidikan serta didasari keikhlasan maka, saya beserta teman-teman donatur telah berhasil mendirikan PAUD ini sesuai dengan rencana,”kata Nunung saat ditemui wartawan www.sukabumizone.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, antusias masyarakat juga sebagai pendorong berdirinya PAUD itu. “Alhamdulillah dukungan masyarakat cukup baik. Dan kami harap terus lebih baik lagi kedepan,”ujarnya.
Menurutnya, untuk membentuk moral yang berlandaskan agama anak diajarkan tentang nilai-nilai agama. “Salah satunya dengan memperkenalkan pendidikan AL’Quran,”paparnya.
Ia mengulas, pihaknya telah berencana untuk mendirikan PAUD, TPA, bahkan pesantren yang tak jauh dari tempat sekarang. “Tanah seluas 2600 meter persegi milik pribadi sudah saya siapkan,”ulasnya.
Hanya saja ia mengaku kebingungan dengan anggaran yang belum mencukupi. “Berdirinya PAUD ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan donatur. Jadi kami harap dukungan mereka terus mengiringi pengembangan pembangunan PAUD ini,” imbuhnya.
Ia pun berharap adanya perhatian dari pemerintah. “Dari semenjak berdiri kami baru mendapat bantuan satu kali dari pemerintah sebesar Rp 350 ribu untuk BOP. Namun, kedepan kami harap pemerintah dapat memberikan lebih untuk pembangunan PAUD Sucihati. Selain itu, kami berharap adanya donatur yang mau menginfakan sebagian hartanya untuk digunakan kegaitan pendidikan untuk generasi penerus bangsa yang berakhlakulkarimah,”tukasnya.
Catatan:
Hendaknya kita menanamkan akidah, ilmu pengetahuan agama, dan pengajaran Al-Quran kepada anak-anak kita sejak mereka masih berusia dini.
Pendidikan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan memori mereka yang masih polos. Mereka bagaikan kaset kosong yang siap diisi oleh apa saja. Apa pun yang didengar sang anak, pasti akan terekam dalam memorinya.
Oleh karena itu, kita perdengarkan kepada buah hati kita bacaan Al-Quran seoptimal mungkin, baik dengan cara kita langsung yang membacanya atau dengan menggunakan kaset atau semacamnya. Cara itu pula yang pernah dilakukan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in dan telah menjadi tradisi dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak mereka.
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in memiliki perhatian sangat tinggi dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak mereka. Demikian pula para tabi’in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai kiamat kelak.
Kalau kita membaca kitab-kitab klasik berbahasa Arab, banyak riwayat yang bercerita tentang para ulama yang berhasil menghafal Al-Quran pada usia sebelum mencapai 10 tahun. Imam Syafi’i rahimahullahu misalnya. Peletak Madzhab Asy-Sayfi’iyyah ini berhasil menghafal Al-Quran 30 juz pada usia tujuh tahun. Imam Suyuthi, penyusun beberapa kitab, di antaranya Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Durrul Mantsur, hafal Al-Quran 30 juz pada saat usianya belum genap delapan tahun.
Ada beberapa metode atau cara yang bisa diterapkan dalam mengajari anak usia 6 -8 tahunan dalam hal hafalan Al-Quran.
Pertama, harus kita pahami, anak-anak seusia ini lebih suka mendapatkan pujian, reward, hadiah, iming-iming, atau apalah namanya. Yang jelas, mereka sangat menyukai hadiah atau memperoleh sesuatu bila selesai mengerjakan tugas. Ini akan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pendekatan ancaman atau pukulan bila si anak tidak mau atau tidak mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Quran. Berikan mereka hadiah apa saja –tidak harus yang harganya mahal. Yang penting, bentuk perhatian dari seorang guru atau orangtuanya.
Baik sekali kalau hadiah yang diberikan kepada sang anak itu berkaitan erat dengan program tahfizh Al-Quran, walaupun harganya agak mahal, seperti Al-Quran digital, MP4, atau HP yang berisikan tilawah Al-Quran 30 juz. Tentunya itu akan membuat anak lebih bersemangat dalam belajar dan menghafal Al-Quran.
Kedua, selalu memuji dan menyanjung sang anak atas keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas atau telah mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Quran. Jangan sampai kita berlaku tidak adil terhadap anak. Jangan sampai terjadi, ketika dia melakukan kesalahan atau tidak mencapai target, kita selalu menyalahkannya dan membuat dia berputus asa dan akhirnya mengakibatkan sang anak tidak mau lagi menghafal. Jadi, harus lebih diperhatikan bagaimana sang anak tersebut selalu senang dalam proses menghafal.
Ketiga, yang juga tidak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar atau menghafal yang menyenangkan dan senyaman mungkin. Hal itu agar anak akan merasakan mudah dan nikmatnya menghafal Al-Quran. Jangan sekali-kali ada kesan memaksa dan menekan anak untuk menghafal Al-Quran. Bila hal pemaksaan atau penekanan itu dilakukan, maka bukan saja anak tidak mau menghafal, tapi juga bisa jadi dia nanti akan benci dan trauma saat disuruh menghafal.
Keempat, usahakan sebelum mulai menghafal, guru atau orangtua yang mengajarkannya bercerita secara ringkas tentang isi ayat atau surat yang akan dihafal. Dengan cara demikian, dia akan menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk menghafal. Dia ingin sekali menghafal ayat atau surat yang bercerita tentang kisah-kisah tertentu di dalam Al-Quran.
Kelima, mungkin ini juga tidak kalah pentingnya untuk merangsang anak dalam menghafal Al-Quran, yakni buatlah gambar-gambar yang berkaitan erat dengan ayat atau surat yang akan dihafal agar mereka dapat membayangkan kejadian atau peristiwa apa saja yang terjadi.
Keenam, memilih guru yang kompeten –memiliki kapasitas cukup. Idealnya guru tersebut sudah hafal 30 juz. Itu pula yang pernah dilakukan oleh Khalifah Harun Al-Rasyid. Dia memanggil seorang guru yang alim, saleh, hafal Al-Quran, dan banyak menghafal hadits dan disiplin ilmu lainnya, untuk mengajari anaknya.
Seorang guru harus berpenampilan menarik dan menyenangkan. Guru tidak saja dituntut untuk memiliki kamampuan hafal dan membaca Al-Quran dengan baik, motivasi yang tinggi, dan akrab dengan anak-anak, tetapi juga harus memenuhi kriteria tambahan lain, seperti kreatif, inovatif, dan mau duduk dan bermain bersama anak-anak.
Semoga harapan mulia agar anak-anak kita dapat menghafal Al-Quran bisa terwujud. Amin ya Rabbal ‘alamin. Wallahu a’lam bish-shawab.
PAUD Sucihati Terapkan Pendidikan Agamis
informasi terkini
Yayasan Sucihati Bangun Gedung Baru
SUKABUMIZONE.COM,SUKABUMI–Bermodal kepedulian terhadap dunia pendidikan Pihak Yayasan Sucihati di Sampora Desa Bojong Raharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, yang saat ini membawahi sekolah dari Pendidikan Usia Dini (PAUD), TPQ, dan Madrasah lengkapi sarana prasarana penunjang pendidikan dengan membangun gedung baru di tanah seluas 260 meter persegi lebih.
Ketua Yayasan Sucihati, Nunung Sucihati S.Pd, M.Si, mengatakan, pembangunan gedung baru untuk dunia pendidikan akan dilaksanakan secepatnya. “Seluruh material yang dibutuhkan sudah tersedia. Namun, masih terkendala upah kerjanya saja,”kata Nunung kepada www.sukabumizone.com.
Menurutnya, pembangunan dunia pendidikan murni karena kepeduliannya terhadap pendidikan di daerahnya tersebut. “Tidak ada kepentingan lain yang menunggangi selain kepedulian kami terhadap masyarakat sekitar. Mudah-mudahan masyarakat yang membutuhkan dapat mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya,”tuturnya.
Ia mengulas, dari seluruh mata pelajaran yang diberikan kepada siswa sekitar 70 persen pendidikan keagamaan. “Dan sisanya pendidikan umum. Kenapa demikian, agama adalah modal utama agar anak berakhlak mulia. Saat ini banyak orang pintar tapi tidak berakhlak karena jauh dari agama,”ujarnya.
Ia berharap, dukungan semua pihak dapat terjalin dengan baik. “Kami membuka peluang bagi para donatur untuk ikut berpartisipasi membangun dunia pendidikan belandaskan agamis. Selain itu dukungan dari pemerintah juga selalu kami nantikan,”harapnya. Ginanjar
Informasi terkini Kamis, (15/11-2012)
Puluhan Anak PAUD Meriahkan Tahun Baru Islam
SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI–Tak mau ketinggalan untuk menyambut tahun baru Islam 1434 Hijriah Yayasan Insan Suci Hati di Kampung Sampora Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi, menyambut tahun baru Islam dengan berbagai pentas kreasi anak. Ketua Yayasan Insan Suci Hati Nunung Suci Hati mengatakan, pihaknya selalu memeriahkan tahun baru Islam dengan berbagai kegiatan anak. “Misalnya saja, pengajian ayat suci Al’Quran, Adzan, hapalan doa-doa dan lain sebagainya,”tutur Nunung kepada www.sukabumizone.com Kamis, (15/11).
Acara itu, diikuti 25 anak PAUD dan 20 wali murid. Sedangkan, anggaran yang tersedia yakni dari zakat keluarga yayasan dipelopori ketua yayasan serta guru-guru yang mengajar. “Kegiatan ini selain memeriahkan tahun baru Islam juga bertujuan agar anak didik mengetahui jejak Rosululloah. Jangan sampai generasi Islam tidak mengetahui tahun baru Islam,” ujarnya.
Ditanya mengenai kemajuan yayasan yang dipimpinnya?Ia menjelaskan, sampai dengan saat ini antusias warga sekitar terhadap keberadaan yayasan yang membawahi PAUD dan lain sebagainya cukup baik. Bahkan yayasan tersebut telah berhasil menelurkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. “Namun, keterbatasan anggaran yang ada membuat kami sulit untuk berkembang. Sebab itu, ia berharap pemerintah maupun donatur dapat mengulurkan tangan untuk membantu generasi harapan bangsa,”tuksanya. Dendi/Bambang
Informasi Terkini : Yayasan Paud Sucihati Memeriahkan Kenaikan Kelas 2013
PAUD Sucihati Meriahkan Kenaikan Kelas
SUKABUMIZONE.COM, SUKABUMI– Yayasan Sucihati di Kampung Sampora Rt01/Rw07 Jalan Pelabuhan II Km. 14 Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, menggelar resepsi kenaikan kelas dengan menampilkan berbagai kreasi seni khususnya seni yang benuansa religi.
Ketua Yayasan Sucihati Nunung Sucihati mengatakan, kreasi yang ditampilkan siswa diantaranya bacaan doa-doa, lesengan, tarian, bacaan sholat beserta artinya dan masih banyak lagi kebolehan siswa yang ditampilkan sehingga membuat suasana cukup meriah. Bahkan hiburan dari luar pun dihadirkan. Yayasan ini beridri dari tahun 2008 dan membawahi Sekolah PAUD,MD, dan TPQ.” Al-hamdullilah dari semenjak Yayasan ini berdiri selalu dilaksanaka samenan untuk mengapresiasi anak supaya lebih meningkatkan gairah dalam belajar,”kata Nunung kapada www.sukabumizone.com Minggu, (30/06).
Menurutnya, pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat baik dalam memberikan kerangka dasar dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. “Selain itu, keberhasilan proses pendidikan pada masa dini bisa menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Karena peranan pendidikan sangat penting dalam melakukan upaya demi mencerdaskan anak bangsa yang dimulai dari pendidikan usia dini,” paparnya.
Namun, ketika ditanya mengenai kemajuan yayasan yang dipimpinnya?Ia menjelaskan, sampai dengan saat ini antusias warga sekitar terhadap keberadaan yayasan yang membawahi PAUD,MD, TPQ dan lainnya cukup baik. Bahkan resepsi samenan tersebut merupakan keinginan dari orang tua siswa.” Tetapi, keterbatasan anggaran yang ada sangat minim sehingga membuat kami sulit berkembang pesat. Sebab itu, kami berharap kepada pemerintah maupun donatur bisa melirik dan mengulurkan bantuannya untuk membantu demi mencerdaskan anak bangsa,”pungkasnya. Dendi