SUKABUMI KOTA–Proses penggalian berbagai situs budaya peninggalan Kerajaan Padjajaran, tepatnya di daerah Gunung Karang, Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, sempat dihentikan beberapa hari, karena belum adanya izin dari pemilik lahan yang berada di lokasi galian. Selain itu, menurut Ketua STIE PASIM Sukabumi, sekaligus sebagai Ketua Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi, Doktor Fajar Laksana, S.E., CQM., M.M., juga kurang optimalnya pihak dinas-instansi terkait, dalam memberi dukungan dan bantuan terhadap proses penggalian situs budaya tersebut.
Namun proses penggalian berbagai situs budaya peninggalan Kerajaan Padjajaran, yang sempat terhenti beberapa hari tersebut, dapat dilanjutkan kembali. Karena telah mendapat dukungan yang positif dari dinas-instansi terkait. Bahkan Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, S.H., M.M., sudah menginstruksikan kepada camat dan lurah setempat, untuk segera memproses izin penggalian situs budaya tersebut, kepada pihak pemilik lahan.
Dijelaskannya, berbagai situs budaya yang sudah ditemukan hingga saat ini, akan diajukan kepada Pemerintah Kota Sukabumi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, supaya dijadikan benda cagar budaya, yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah. Dijelaskan pula, hingga saat ini, pihak Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi, telah menemukan 5 buah situs budaya peninggalan Kerajaan Padjajaran, di wilayah Sukabumi. Antara lain, batu tulis, arca, batu purbakala, artefak kuno, dan buku sejarah Prabu Siliwangi.
Diharapkannya, penemuan situs budaya peninggalan Kerajaan Padjajaran tersebut, dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota secara optimal, untuk diurus ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, supaya dijadikan benda cagar budaya, yang disahkan melalui Surat Keputusan. Dengan demikian, berbagai situs budaya yang sudah ditemukan oleh pihak Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi ini, memiliki aspek legal, sesuai dengan Undang-Undang Cagar Budaya. Selain itu, berbagai situs budaya yang sudah ditemukan oleh pihak Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi ini, bisa dijadikan salah satu produk unggulan, atau icon wisata budaya Kota Sukabumi. Diharapkan pula, dinas-instansi terkait, agar senantiasa proaktif memberi dukungan dan bantuan, khususnya dalam mengupayakan proses penelitian, dengan mendatangkan para pakar arkeologi, geologi dan filologi.Sep