• Daerah
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
Jumat, Juli 4, 2025
Sukabumizone
  • HOME
  • NUANSA DESA
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Politik
  • Olahraga
  • BERITA
    • PENDIDIKAN
    • INFO
      • Info Layanan
      • TV
      • Lalulintas
      • LBH Pers
      • PROFIL
        • Profil Kecamatan
        • Profil Desa
        • Profil Polsek
        • Profil SMK/Sederajat
        • Profil Sekolah Dasar
        • PAUD
        • PGRI
        • PPNI
        • Profil Yayasan
        • Teras
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • PROMO
      • Kuliner
      • Promo-Sukabumi
No Result
View All Result
  • HOME
  • NUANSA DESA
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Politik
  • Olahraga
  • BERITA
    • PENDIDIKAN
    • INFO
      • Info Layanan
      • TV
      • Lalulintas
      • LBH Pers
      • PROFIL
        • Profil Kecamatan
        • Profil Desa
        • Profil Polsek
        • Profil SMK/Sederajat
        • Profil Sekolah Dasar
        • PAUD
        • PGRI
        • PPNI
        • Profil Yayasan
        • Teras
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • PROMO
      • Kuliner
      • Promo-Sukabumi
No Result
View All Result
Sukabumizone
No Result
View All Result
Home Berita Daerah

Warga Kampung Leuwidingding Keluhkan Pertambangan di Gunung Guha

by
18 Juli 2017
in Daerah, HEADLINE
0

20170716_150909JAMPANGTENGAH – Warga Lewidinding, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali protes aktivitas eksploitasi PT Tambang Semen Sukabumi (TSS). Pasalnya, warga merasa terganggu dengan segala aktivitas yang dilakukan perusahaan rekanan PT Siam Cement Group (SCG) tersebut.

Dari informasi yang dihimpun www.sukabumizone.com, jarak antar pertambangan dengan pemukiman warga hanya berjarak sekitar tiga kilometer. Otomatis, dengan jarak yang tidak terlalu jauh kebisingan dan yang lainnya mengganggu kenyamanan warga.

Salah seorang warga Kampung Leuwidingding, Abidin mengatakan, selain kebisingan dan getaran yang terus dirasakan setiap harinya, warga juga mengeluhkan kondisi lahan pertania yang digarap terus mengalami penurunan. Warga menduga, hal itu terjadi akibat imbas dari aktivitas proyek eksploitasi Gunung Guha oleh PT TSS. “Setelah adanya pertambangan di Gunung Guha kami selalu was-was terlebih jika musim hujan, khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan seperti benerapa tahun lalu,” kata Abidin kepada www.sukabumizone.com, Selasa (8/7).

BacaJuga

Pertemuan Tokoh Lintas Agama, Kuatkan Kesatuan, Persatuan, Kondusifitas dan Kerukunan Umat

Pertemuan Tokoh Lintas Agama, Kuatkan Kesatuan, Persatuan, Kondusifitas dan Kerukunan Umat

3 Juli 2025
Geotourism Festival dibuka, Yulipri: Instrumen Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Geotourism Festival dibuka, Yulipri: Instrumen Strategis Pembangunan Berkelanjutan

3 Juli 2025
Sekda Pimpin Rapat Pembentukan Percepatan dan Pengendalian Pembangunan Kabupaten Sukabumi

Sekda Pimpin Rapat Pembentukan Percepatan dan Pengendalian Pembangunan Kabupaten Sukabumi

3 Juli 2025
Sekda Bersama KPPBC Bahas Pengawasan BKC Ilegal dan Optimalisasi Penerimaan Pajak

Sekda Bersama KPPBC Bahas Pengawasan BKC Ilegal dan Optimalisasi Penerimaan Pajak

3 Juli 2025

Waktu itu lanjut Abidin, sejumlah material ekploitasi dari Gunung Guha berupa lumpur dan bebatuan menerjang pemukiman warga melalui Sungai Cibogo dan Sungai Cidano. “Bila pertambangan terus berjalan, tak menutup kemungkinan akan kembali hal yang sama,” terangnya.

Keluhan serupa dilontarkan, Bambang (30) menerangkan, aktivitas galian bahan baku semen itu telah berdampak terhadap lingkungan. Misalnya saja, suhu udara kini menjadi panas dan gersang. “Eksploitasi Gunung Guha ini, sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Warga di sini jika malam hari tidak bisa beristirahat dengan tenang. Sebab, selain gersang, warga juga merasa terganggu akibat getaran dan suara bisingnya,” terangnya.

Menurut Bambang, keluhan warga terkait aktivitas eksploitasi PT TSS sudah berulang kali disampaikan kepada pemerintah desa dan pihak perusahaan. Namun, hingga saat ini, warga belum melihat secara langsung pengecekan yang di lakukan pemerintah terkait keluhan warga tersebut. “Sempat ada pengecekan dari pemerintah, itu pun di lakukannya pada beberapa tahun lalu. Kalau sekarang sudah tidak ada lagi pengontrolan dari pemerintah,” paparnya.

Sementra itu, Staf Advokasi dan Kebencanaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Iwang Wahyudin menjelaskan, tata letak perusahaan tentunya dapat membahayakan kesehatan warga sekitar dan mengancam kelestarian lingkungan hidup, apabila tidak sesuai dengan peraturan. Selain itu, hasil kajian sementara menyimpulkan, lokasi proyek galian PT TSS telah cacat hukum dan berdampak buruk terhadap lingkungan. Karena, perusahaan semen asal Thailand ini, diduga menghasilkan limbah bahan berbahaya serta beracun (B3) karena dalam operasinya perusahaan tersebut, telah menggunakan tambang batu bara. “Dalam proses perizinannya juga, tidak melibatkan partisipasi warga yang langsung terkena dampak. Dimana, sumber mata air saat ini banyak yang hilang dan debit airnya telah menyusut. Dengan adanya pembongkaran pegunungan karst di Gunung Guha itu, akan berdampak buruk pada kesehatan warga dan ekosistem,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri mengatakan, pihaknya berjanji akan secepatnya mengintruksikan kepada dinas dan intansi terkait untuk segera melakukan pengecekan ke lapangan serta melakukan upaya-upaya pencegahan agar bahan material dari lokasi penggalian bahan baku semen tersebut, tidak menyerang pemukiman warga. “Kami akan segera intruksikan dinas terkait untuk segera ke lokasi tambang dan warga terdampak. Hal ini, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tukasnya. Bambang

Previous Post

Siswa Baru SDN Pasirmalang Masuk Hari Pertama

Next Post

Tingkatkan Perekonomian, Desa Cimanggu Bangun Sarana Transportasi

Next Post
Tingkatkan Perekonomian, Desa Cimanggu Bangun Sarana Transportasi

Tingkatkan Perekonomian, Desa Cimanggu Bangun Sarana Transportasi

BERITA POPULER

  • Tolak Kenaikan Upah 6,5 persen Tahun 2025, SP TSK SPSI Kecewa dengan Sikap Apindo

    Tolak Kenaikan Upah 6,5 persen Tahun 2025, SP TSK SPSI Kecewa dengan Sikap Apindo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fakta Menarik Sejarah Berdirinya RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tegas, DPD Golkar Sukabumi Hanya Ajukan Asjap dan Unang untuk Pilkada 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pilkades PAW Ciwaru Kisruh, Adik Serang Kakak Gegara Beda Dukungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil dan Potensi Desa Nyalindung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sukabumizone

© 2022 Sukabumizone - Portal Berita Sukabumi

Redaksi

  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Syarat Penggunaan
  • Kontak Kami
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • NUANSA DESA
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Politik
  • Olahraga
  • BERITA
    • PENDIDIKAN
    • INFO
      • Info Layanan
      • TV
      • Lalulintas
      • LBH Pers
      • PROFIL
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • PROMO
      • Kuliner
      • Promo-Sukabumi

© 2022 Sukabumizone - Portal Berita Sukabumi