SUKABUMI — Polres Sukabumi Kota kumpulkan ratusan santri yang dituakan atau rois serta roisah di Kota Sukabumi, belum lama ini. Mereka diberikan pembinaan agar mencipakan suasana aman baik di lingkungan pesantren serta masjid maupun dunia maya atau media sosial .
Kegiatan itu dihadiri kurang lebih 250 santri dandigelar di Gedung Pusat Kajian Islam (Puski) Kota Sukabumi. Dalam kesempatan itu hadir Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Muh Kusoy, serta Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Sukabumi Deden Solehudin.
“Kami mengumpulkan rois dan roisah atau santri yang dituakan setelah beberapa waktu lalu mengumpulkan pimpinan ponpes di Sukabumi,” kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.
Mereka, dikumpulkan karena merupakan bagian dari santri jaman now yang melek teknologi dan bisa bermain media sosial. Karena itu, polres dinilai perlu memberikan pembinaan agar para santri bisa lebih cerdas, bijak serta bermartabat ketika menggunakan medsos.
“Pasalnya, tidak semua informasi yang tersebar di medsos benar. Ketika berita yang disebar tidak benar maka akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain polisi juga mengaktifkan kembali terkait siskamling. Di mana, kata dia, para santri ada yang bertugas menjaga ponpes.
“Hal ini, menjadi peluang bagi polisi untuk bekerjasama dan sinergi dengan santri. Salah satunya, polisi memberikan cara dasar menangani kasus kecelakaan lalu lintas di sekitar ponpes dan penanganan tersangka tetap diamankan bukan dihakimi,” paparnya.
Harapannya polisi bisa bersinergi dengan pesantren untuk menciptakan pesantren dan lingkungan sekitarnya aman. “Ke depan setelah diskusi dengan santri akan dibentuk forum rois dan roisah,” imbuhnya.
Forum ini, akan secara rutin melakukan diskusi membahas masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Kegiatan tersebut, menjadi modal dasar untuk bersama-sama secara sinergi membangun Sukabumi sebagai kota santri yang aman dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan pendidikan di pesantren.
Di tempat yang sama, MUI Kota Sukabumi meminta warga menggalakan kembali kegiatan siskamling. Langkah ini salah satunya untuk mencegah adanya upaya penganiayaan ulama yang marak terjadi di beberapa daerah.
“Ulama jangan terlalu khawatir, tapi siaga dengan menggalakan siskamling,” kata Sekretaris MUI Kota Sukabumi, Muh Kusoy. Terlebih, sebelumnya di Sukabumi telah dibentuk polisi penjaga ummat yang digagas Polres Sukabumi Kota beberapa waktu lalu.
Menurut Kusoy, di setiap siskamling nantinya bekerja sama dengan Polsek setempat. “Selain itu, ketika ada seseorang yang mencurigakan, maka segera dilaporkan kepada aparat kepolisian agar ditindaklanjuti,” tandasnya.
Kusoy mengatakan, warga tidak boleh main hakim sendiri harus menyerahkan kasus hukum kepada polisi. “Sementara para ulama perannya berdakwah serta menentramkan umat,” pungkasnya. rol