SUKABUMI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat terhitung dari Januari sampai Agustus 2018, ribuan balita terserang penyakit paru-paru basah atau Pneumonia.
“Paru-paru basah adalah bagian dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang biasanya menyerang balita ketiak perubahan musim, kondisi cuaca yang tidak menentu dan lingkungan tidak bersih,” kata Pengelola Program Penanganan ISPA Dinkes Kabupaten Sukabumi, Toto Joko Marsanto di Sukabumi, belum lama ini.
Menurutnya, Dinkes Kabupaten Sukabumi mencatat dari 2.922 balita yang terserang Pneumonia pada Januari 494 balita, Februari 360 balita, Maret 330 balita, April 362 balita, Mei 328 balita, Juni 312 balita serta Juli 347 balita, Agustus 389 balita.
“Angka kasus Pneumonia di Sukabumi jumlahnya tidak terlalu tinggi. Meski demikian, setiap orang tua wajib memantau kesehatan anaknya khususnya balita sebab penyakit ini menyerang paru-paru yang jika telat penanganannya dapat berdampak kepada kesehatannya,” ujarnya.
Untuk itu ia menjelaskan, orang tua harus tahu gejalanya serta deteksi dini anaknya. Cara yang paling mudah mendeteksinya adalah menghitung napas balita yang rata-rata 60 kali per menit. Selain itu, periksa kondisi suhu tubuh anak dan cairan yang keluar dari mulut maupun hidungnya.
“Atau lebih baik bawa ke sarana kesehatan baik Puskesmas, klinik maupun rumah sakit agar dapat segera mendapatkan penanganan pihak medis. Karena penyakit paru-paru basah cukup berbahaya jika telat pengobatan,” tandasnya.
Ia menegaskan, untuk antisipasinya jauhkan anak dari asap rokok. “Selain itu, ia menganjurkan selalu melakukan progam hidup bersih dan sehat (PHBS) serta memberikan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh anak,” pungkasnya. rol