KADUDAMPIT — Munculnya lubang dengan diameter besar di Kampung Legoknyenang, RT 05/02, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, memang menjadi fenomena langka. Apalagi, lubang yang kini memiliki diameter 20 meter dengan kedalaman 12 meter ini, terus membesar setiap harinya.
Tak heran, hal itu menjadi perhatian berbagai kalangan. Bahkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat turun tangan untuk megecek secara langsung fenomena tersebut.
Staff Observasi Geofisika, BMKG Jawa Barat, Pepen Supendi mengatakan, saat ini BMKG memasang alat untuk mendeteksi getaran disekitar lokasi kejadian.
Hal ini, untuk mengetahui apakah lubang ini akan membesar atau tidak. “Selain itu, dengan alat ini juga nanti akan bisa mengetahui jenis tanah yang ada di sini. Apakah jenis tanah lunak, tanah sedang atau tanah keras nanti akan diketahui,” kata Pepen belum lama ini.
Namun saat ini, pihaknya belum bisa memberikan keterangan banyak. Sebab sejauh ini, BMKG masih dalam tahan proses pengkajian. “Tetapi, secara kasat mata dan hasil dari informasi warga bahwa di sini sudah tiga kali terjadi pembentukan lubang besar disepanjang jalur sungai bawah tanah. Kalau pun nanti terjadi ambles lagi, tentunya sudah ada treknya tidak akan keluar dari jalur sungai bawah tanah tersebut,” cetusnya.
Menurutnya, akses jalan warga yang berada beberapa meter dari lubang besar tersebut kemungkinan dapat terancam putus.Pasalnya, keberadaan posisi akses jalan itu berada di atas sungai bawah tanah. “Ya, kalau akses jalan warga ini bisa terancam putus karena memang posisinya ada di atas sungai bawah tanah ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua RW 02 Kampung Legoknyenang, Deni Rahayu Hamzah menjelaskan, sekitar 300 warga Kampung Legoknyenang, RT 05/02, mengkhawatirkan akses jalan warga. Apabila terjadi amblas tanah susulan, aktivitas warga yang mayoritas bekerja sebagai petani akan terganggu dikarenakan jalan tersebut posisinya berada di atas terowongan saluran air bawah tanah perkebunan dan pesawahan warga. “Ini satu-satunya akses jalan menuju Kampung Legoknyenang RT 02. Kalau jalan ini sampai putus, warga bisa terisolir. Karena jalan ini vital sekali,” jelas Deni.
Ia berharap, pemerintah Kabupaten Sukabumi bisa segera mengambil tindakan dan solusi yang konkrit agar warga bisa tetap beraktivitas dengan rasa aman dan nyaman tanpa adanya ancaman amblas tanah terjadi kembali. “Ini kejadian serupa sudah terjadi tiga kali, dulu pas kejadian yang kedua, katanya pemerintah mau membuat sodetan dan membuat kali, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Kalau misalkan dibutuhkan tenaga warga untuk perbaikan saluran air ini, warga RT 05 siap membantu,” sahutnya.
Camat Kadudampit, Jenal Abidin menambahkan, dirinya akan segera berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk merembukan persoalan tersebut. “Kami akan mencari solusinya bersama masyarakat. Apakah nanti sungai bawah tanah ini akan dijadikan sungai terbuka atau seperti apa. Nanti akan kami carikan solusinya,” singkatnya. (red)