SUKABUMI KOTA, sukabumizone.com || Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasim Sukabumi sekaligus pimpinan Ponpes El – Azzam Sukabumi, KH Dadang Suparman berhasil meraih gelar Doktor pada program studi doktor ilmu pendidikan pasca sarjana di Universitas Islam Nusantara Bandung.
Hal itu usai dirinya menyampaikan disertasi dalam presentasi sebagai promovendus yang berjudul manajemen media aplikasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran santri pada pondok pesantren khalafiyah di Kabupaten Sukabumi.
“Seiring dengan pesatnya perkembangan pondok pesantren di Indonesia, tentunya sistem pembelajaran mesti ditingkatkan. Mutu pembelajaran santri ini memiliki peranan yang amat penting dalam menciptakan sumber daya manusia, dalam hal ini santri yang berkualitas, mandiri, dan mampu meningkatkan soft skill,” ungkapnya, Rabu (2/8/2023).
Pria yang karib disapa Kang Sidik memandang, bahwa sejauh ini pesantren cenderung kuat mempertahankan pembelajaran dengan sistem lama alias kuno nan klasik. Namun itu sangat berdampak dalam pembelajaran santri pada umumnya.
“Seperti halnya dalam ushul fiqih diterangkan Al Mukhafadhotu Ala Qadimis sholih, Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah yang artinya konsisten dalam menjaga tradisi lama yang baik, serta mengambil tradisi baru yang lebih baik. Selain sistem khalafiyah sebagaimana disertasi yang diambil ini merupakan perpaduan antara salafi dengan modern,” terangnya.
Selain itu, ia juga tak lupa mengucapkan rasa syukur atas gelar yang sudah di raihnya ini. Kendati demikian, gelar ini menurutnya bukan akhir dari proses menuntut ilmu, namun sebagai jembatan dalam melewati luasnya lautan ilmu pengetahuan.
“Yang terpenting bisa menunjukan potensi terbaik kita kepada masyarakat luas dengan senantiasa memberikan kemanfaatan, implementasi ilmu dan amal,” ucapnya.
Gelar doktor, kata Kang Sidik, merupakan suatu kehormatan dan derajat tertinggi dalam bidang akademik. Tentu semuanya memiliki tugas dan kewajiban yang lebih, sebab ilmu bukan hanya didapat tetapi juga harus disampaikan.
“Dengan begitu, percaya bahwa mahasiswa memiliki potensi tinggi untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk bangsa,” imbuhnya.
Selama kurang lebih 3,5 tahun menempuh pendidikan program Doktor tentu tidak mudah, kata dia, melainkan banyak tantangan dan rintangannya, suka dan duka selama berinteraksi dengan dunia kampus.
“Tak jarang kita berada dalam kondisi di mana penelitian yang dikerjakan terasa sangat sulit, berat, tak berujung. Tetapi dibalik kesulitan tersebut, pastinya ada kerja keras dan ketekunan yang dirasakan, sehingga rasa semangat untuk dapat menghasilkan karya yang luar biasa muncul dan perlahan menutup kesulitan-kesulitan tersebut,” pungkasnya.
Reporter : M. Irsandi
Redaktur : Surya Adam