CIKEMBAR, sukabumizone.com || Soal kecelakaan kerja yang merenggut nyawa di PT Semen Jawa, yang berlokasi di Kecamatan Gunungguruh, aktivis buruh FSB KIKES KSBSI Sukabumi angkat bicara.
Ketua Dewan Pengurus Cabang Federasi Serikat Buruh Kimia, Industri Umum, Farmasi dan Kesehatan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DPC FSB KIKES KSBSI) Sukabumi, Nendar Supriatna mengatakan, dalam kasus ini diharapkan semua pihak harus bisa melihat dari berbagai sisi.
“Saya berpandangan secara umum saja, agar jadi gambaran semua pengusaha di Sukabumi serta pemerintah,” kata Nendar kepada sukabumizone.com, Selasa (14/11/2023).
Nendar menduga, terdapat kelemahan pengawasan ketenagakerjaan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan juga bagaimana peranan pemberi perintah pekerjaan di area serta petugas safety perusahaan itu sendiri.
“Yang memang harusnya bertanggung jawab dalam memberikan kepastian keselamatan kerjanya. Belum lagi, dampak kebijakan pemerintah yang melonggarkan dan melanggengkan sistem kontrak juga menjadi kebijakan berdarah,” ujarnya.
Mengingat perputaran tenaga kerja menjadi lebih cepat, sehingga kata dia, membuka ruang resiko kecelakaan kerja bagi buruh yang belum berpengalaman.
“Ini harus jadi pelajaran yang sangat penting dan saya berharap semua pihak harus dievaluasi hingga ke depan tidak ada lagi nyawa yang melayang,” tandasnya.
Dikabarkan sebelumnya, salah satu pekerja SCG di PT Semen Jawa, yang berlokasi di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, mengalami kecelakaan kerja, pada Senin 13 November 2023. Korban pekerja bagian Tim Helper tersebut ditemukan meninggal dunia saat memperbaiki lampu di atas mesin produksi multi-cyclone.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Ruslan AG