
Bahkan, dampak serupa juga dirasakan para pedagang yang berjualan disekitaran areal event. Kondisi ini berbanding terbalik dengan program CPUGG yang telah diakui UNESCO.
“Tetapi dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat malah tidak berkembang, padahal kami berharap setelah status CPUGG ditetapkan akan berdampak positif bagi tarap kehidupan masyarakat,” paparnya.
Sebanyak 820 talent ikut serta dalam event sabilulungan kali ini, dengan menampilkan beragam seni budaya seperti gendang penca, debus, jaipong dan tari-tari khas lokal serta wayang golek, 70 persen peserta di antaranya berstatus pelajar.
Ia berharap, pemerintah daerah, provinsi maupun pusat bisa mendorong anggaran agar event seni budaya sering digelar. Untuk mengisi kebutuhan sisi culture sebagai syarat persiapan penilain CPUGG.
“Karena selama ini kita tidak mendapat bantuan anggaran dari pemerintah. Namun pada Event Sabilulungan kali ini alhamdulillah mendapat support anggaran dari anggota dewan fraksi PPP Andri Hidayana melalui dinas pariwisata menggunakan alokasi anggaran pokir (pokok pikiran),” pungkasnya.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Ruslan AG