
PALABUHANRATU, sukabumizone.com || Nasib keberlanjutan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bukit Algoritma Cikidang, Kabupaten Sukabumi, semakin tidak jelas.
Padahal, sempat dilakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pada tahun 2021 lalu. Sebagai tanda dimulainya pembangunan KEK yang digadang-gadang bakal menjadi Silikon Valay nya Indonesia ini.
Belum adanya kepastian tersebut diungkap Bupati Sukabumi, Marwan Hamami. Menurutnya, KEK Bukit Algoritma Cikidang kala itu bersifat mengajak investor untuk menanamkan modal di kawasan tersebut.
“Gak ada (kepastian berlanjut red), waktu itu Bukit Algoritma sifatnya ajakan investasi masuk. Di satu sisi, tempat kawasan ekonomi khusus ini sudah diajukan tapi statusnya tiba-tiba berubah,” kata Bupati Marwan, Selasa (02/07/2024).
Lanjut dia menjelaskan, kondisi Bukit Algoritma berbanding terbalik dengan KEK Lido Cicurug Sukabumi. Marwan menilai, perencanaan KEK Lido lebih terstruktur dan baik sehingga proses perijinan lebih cepat dikeluarkan dibanding KEK Cikidang.
“KEK Cikidang sebenarnya lebih dulu dibanding KEK Lido, tapi Lido lebih dulu keluar ijinnya. Karena dia berbeda dengan KEK-KEK yang tidak berjalan, di Indonesia itu ada beberapa KEK yang sudah ditanda tangani bapak presiden tetapi tidak berjalan. Kalau Lido progresnya ada kelihatan, tapi baru di wilayah Bogor. di wilayah Sukabumi kurang lebih 20 hektar lebih. Mungkin baru bisa berjalan tahun 2025 ke sana,” jelasnya.
Menurutnya, pusat kesehatan pendidikan hingga pembangunan sirkuit rencananya bakal dibangun KEK Lido. Terutama kata Marwan, konsep kota baru di Sukabumi utara yang dapat meningkatkan perekonomian.
“Mudah-mudahan pusat pendidikan, kesehatan yang dimimpikan itu katanya memindahkan Grand Frix Malaysia ke situ, menjadi Friendcise GP 500 ada di situ. Yang lain-lainnya banyak, terutama wilayah Cicurug, Parungkuda dan Ciambar dibuat kota baru dan fasilitas lain yang bisa memunculkan potensi pemberdayaan ekonomi baru,” tandasnya.
Reporter : Wafik Hidayat
Redaktur : Ruslan AG