SUKABUMI — Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi berkomitmen mencegah adanya praktek maupun modus korupsi di wilayahnya. Langkah itu dilakukan menyikapi permintaan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang meminta bupati serta wali kota menghindari modus korupsi.
“Kepemimpinan adalah amanah tidak hanya dari masyarakat namun dari Allah SWT,’’ kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan belum lama ini.
Menurutnya, Pemkot Sukabumi akan berupaya secara maksimal menghindari modus korupsi yang terjadi di pemerintahan. Bahkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan rapat bersama dengan pimpian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta pejabat eselon dua dan tiga membahas masalah itu.
Di sisi lain ia menerangkan, sebagai pemimpin muda mengajak semua elemen masyarakat aga terlibat dalam pembangunan. Intinya pemerintah mengajak untuk kolaborasi serta menyelesaikan permasalahan pembangunan di daerah.
‘”Kolaborasi misalnya dilakukan dalam program Homecare yang melibatkan para perawat,” imbuhnya. Selain itu dalam gerakan literasi pemerintah melibatkan pondok pesantren serta rumah ibadah untuk mendorong hal itu.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merasa prihatin dengan kejadian Operasi Tangkap Tangan (OTT) dilakukan KPK terhadap Bupati Canjur. Ke depan Pemrov akan menggulirkan program Saber pungli untuk mencegah praktek serupa.
“Soal integritas, sangat prihatin serta sedih masalah Cianjur,’’ kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau sering disapa Emil kepada wartawan di Kota Sukabumi belum lama ini. Sebelumnya Emil seringkali mengingatkan niat dalam memimpin.
Kalau niatnya mengabdi kata Emil insya Allah selamat. Sementara jika mencari nafkah maka bersiasat dengan cara-cara yang akhirnya tidak baik. Hal itu selalu diingatkan buat diri sendiri maupun untuk bupati serta wali kota.
Emil menegaskan, modus korupsi cukup banyak. Ada yang memaksa ke bawahan, menitip ke kontraktor maupun jual beli jabatan. “Hal ini pelan-pelan akan dikikis dengan progam saber pungli per Januari 2019,” tandasnya.
Di sisi lain, pada masa kepemimpinannya sebagai gubenur Emil akan berdialog serta berdikusi mendengarkan curhatan dari bupati maupun wali kota. Upaya itu untuk mengurai kekusutan sebab selama lima tahun lalu tidak pernah dilakukan hal itu.
“Sekarang diubah, sebagai wali kota dulu saya paham ada kebutuhan untuk diskusi dengan gubernur,’’ cetusnya. Karenanya diskusi dengan wali kota serta bupati akan rutin dilakukan selama tiga bulan sekali serta rencanaya akan dilakukan pada Januari dan Februari mendatang.
“Jika kabupaten/kota dan provinsi kompak maka akselersasi pembangunan di daerah makin meningkat. Jika dilakukan sendiri maka kecepatan hanya 30 persen namun dengan kekompakan maka kecepatan mebangun bisa dua kali lipat,” pungkasnya. (rol)