SUKABUMI — Hingga triwulan kedua 2019 jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang ke berbagai objek wisata di Sukabumi mencapai 2,5 juta orang. Angka tersebut diperoleh berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi.
“Angka wisatawan yang datang tersebut merupakan akumulasi dari wisatawan yang masuk melalui dan tidak melalui retribusi,” ujar Kepala Dispar Kabupaten Sukabumi Usman Jaelani di Sukabumi, Selasa, (18/6).
Menurutnya, jumlah wisatawan yang terinci di dinasnya hanya yang melalui retribusi diantaranya sebanyak 1.993.062 orang. Rinciannya pada triwulan pertama jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 32.512 orang serta domestik 681.105 orang atau totalnya 713.617 orang.
Kemudian di triwulan kedua jumlah wisman sebanyak 29.066 orang serta domestik 1.250.379 orang. Sementara sisanya wisatawan yang tidak dipungut retribusi dengan jumlah sekitar 600 ribu orang.
Baru berjalan enam bulan itu target kedatangan wisatawan khususnya melalui jalur retribusi telah terlampaui. Awalnya ditargetkan hanya satu juta wisatawan. Tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun jumlahnya akan terus bertambah mencapai lima juta orang.
Terjadinya lonjakan kunjungan wisatawan pada 2019 ini dibandingkan sebelumnya, sebab gencarnya promosi baik melalui media massa maupun media sosial. Selain itu setiap ada kunjungan kerja pihaknya selalu mempromosikan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Bahkan, kebijakan Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk tidak memungut retribusi kepada wisatawan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan. Pasalnya bupati menargetkan kunjungan wisatawan membludak dari waktu ke waktu.
Ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga khususnya yang tinggal di sekitar objek wisata. Perputaran uang jadi cukup tinggi karena kunjungan wisatawan dimanfaatkan warga untuk berjualan serta menawarkan jasa lainnya.
Tetapi diakui Usman imbas lainnya adalah pendapatan asli daerah (PAD) yang minim. Bahkan target PAD dari sektor parwisata senilai Rp 1,3 miliar sampai saat ini baru tercapai sekitar 21 persen.
“Sebab tujuan dari gencarnya promosi serta pembangunan sarana serta prasarana pariwisata tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya Bali, yang pemerintahnya tidak memungut retribusi kepada wisatawan tetapi kedatangan pelancong itu sepenuhnya dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (red)