SUKABUMIKab–Program PT PLN dalam peningkatan mutu pelayanan kepada pelanggan melalui Call Center 123 mendulang keberhasilan. Namun, keberhasilan yang diraih tak luput dari pro dan kontra sejumlah pelanggan. Misalnya, keluhan dari salah seorang pelanggan PT PLN Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Cikembar Sukabumi, Ujang asal Parakanlima Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi tentang tarif saat menghubungi Call Centre 123. “Call Center yang digembor-gemborkan PLN nyatanya tidak gratis. Tetap saja kami harus memakai pulsa. Awal-awal kami kira menghubungi Call Center tersebut lebih mudah dan tidak ada tarifnya, ternyata membebankan,”keluh Ujang kepada www.sukabumizone.com.
Ia berharap PT PLN dapat memberikan pelayanan lebih baik, yakni dengan program gratis Call Centre 123. “Jadi kami tidak merasa dirugikan. Program PLN pun pasti mudah diterima,”tukasnya.
Senada dikatakan salah seorang warga Desa Sindangsari Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, Eka. Ketika menghubungi PLN melalui Call Centre, selain menyedot pulsa juga banyak pertanyaan operator yang terlalu berbelit-belit sehingga sulit dimengerti.
“Tarif pun jadi lebih mahal sebab harus menunggu musik terlebih dulu, ribet pokonya pak. Kadang-kadang kami juga tidak mengerti dengan istilah-istilah yang mereka bicarakan, kalau bisa menggunakan bahasa daerah, itu malah lebih bagus,”celenehnya.
Hal tersebut, tak dipungkiri SVP Pelayanan Pelanggan PT PLN UPJ Cikembar Eppy, saat ditemui ditempat kerjanya beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, PT PLN berusaha keras dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan. Salah satunya dengan memperkenalkan program layanan Call Centre 123 melalui program pemasaran edukasi pro aktif. “Saat ini, program itu telah berjalan dengan baik sekitar 90 persen dapat terakomodir. Namun, pencapaian tersebut tidak terlepas dari keluhan sejumlah pelanggan. Mereka mengeluhkan tarif ketika mengontak layanan yang berkisar Rp 5 sampai 20 ribu persatu kali kontak, itu jelas tidak dapat kami pungkiri,”jelasnya.
Lanjut Eppy, wawasan pelanggan untuk menggunakan layanan Call Centre sangat kurang di daerah-daerah terpencil. “Di Cikembar dan Pelabuhanratu masih banyak calon pelanggan yang tidak mengerti, selain mengoprasikannya bahkan berbahasa Indonesia pun mereka tidak lancar. Jadi kami harap petugas Call Center dapat memberikan layanan dengan durasi percakapan lebih singkat dan dapat dimengerti,”harapnya. Sep