CISAAT – Fasca meninggalnya Ujang Nurjani (13) warga Kampung Ciherang, Desa Girijaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi yang diduga akibat gizi buruk yang dideritanya, berbuntut panjang. Akibat kejadian tersebut, sejumlah masa Solidaritas Mahasiswa Sukabumi (SOMASI) geruduk Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, mareka selain mendesak Dinkes mengevaluasi seluruh jajaranya untuk menekan angka penyakit gizi buruk juga mempertanyakan kinerja Dinkes dalam menanggulangi penyakit tersebut yang hingga kini masih belum mendapatkan kelayakan kehidupan. “Hal ini terbukti ketika sekarang terjadi permaslahan busung lapar yang di alami Almarhum Ujang,” kata Koordinator SOMASI Riandi Al Ghazali kepada www.sukabumizone.com, Rabu, (08/02).
Ditemukanya kasus gizi buruk ini lanjut Riandi, memperlihatkan Dinkes tidak ada perhatian sama sekali untuk menekan angka penyakit tersebut. Padahal, kabupaten saat ini tidak lagi daerah tertinggal. “Sementara anggaran yang dikucurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setiap tahun untuk penanggulangan gizi buruk itu besar. Namun, ironisnya saat ini masih ditemukan kasus gizi buruk,” tandasnya.
Jelas, bahwa dalam UU orang miskin dan anak-anak terlantar adalah dipelihara oleh negara. “Lantas kemana selama ini pihak Dinkes,” ulasnya.
Belum lama kasus yang di alami Almarhum Ujang, kini muncul lagi kasus serupa yang menimpa Reza Mulyadina (7) warga Kampung Santiong RT 04/19 Desa Ubrug Kecamatan Warungkiara. Saat ini kondisi perut Reza terus membesar, sedangkan tubuhnya menunjukkan tanda-tanda mulai mengalami pengecilan. “Agar kasus Ujang Nurjani tak terulang lagi, diharapkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi segera melakukan penindakan. Kami meminta perintah untuk mengaudit anggaran di Dinkes,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi (Kasi) Gizi dan Kesehatan Masyrakat Dinkes Kabupaten Sukabumi menerangkan, ia selaku pelaksana tidak berani untuk bicara lebih jauh, tetapi semua masukan dari SOMASI akan segera disampaikan pada kepala dinas. “Dalam pembahasan yang dipertanyakan SOMASI memang terkait kasus gizi buruk yang terjadi kepada Ujang namun perlu ketahui, Dinkes sebelumnya sudah melakukan penanganan kepada anak tersebut,” terangnya.
Tia menambahkan, ada gizi buruk murni kurang asupan makanan tanpa ada penyakit lain ada juga penyakit gizi buruk karena penyakit penyakit penyerta. Semisal, yang terjadi pada anak itu ada satu penyakit yang memang dia ketergantungan terhadap transpursi darah karna sel darah merahnya selalu dibutuhkan pada saat tertentu jadi kadang kadar hemogblogin suka turun, dengan kondisi anak tersebut hingga tidak bisa tertolong. “Ini sangat luar biasa dimana Ujang bisa bertahan dengan penyakit yang diidapnya hingga 13 tahun,” pungkasnya. Bambang